Difabel

Ada 4 Jenis Autisme Yang Terjadi Pada Anak

Autisme, kata atau sebutan ini sudah tidak asing lagi kita dengar. Ketidakmampuan atau gangguan perkembangan pada anak yang membuat anak sulit berkomunikasi dan sosialisasi menjadi terganggu.
Tanda-tanda awal anak menginap autisme ialah keterlambatan dalam berbahasa lisan, selalu mengulang apa yang dia ucapkan dan permainan, dan selalu menghibdar dari kontak mata orang lain.

Ternyata ada loh faktor kemungkinan resiko anak menderita autisme. Apa saja itu, berikut faktornya:
Jenis kelamin: Resiko paling besar anak menderita autisme ialah anak laki-laki dibandingkan perempuan.
Faktor genetik: Sekitar 2-18% orang tua yang memiliki anak penderita autisme, lebih beresiko memiliki anak kedua yang sama.
Kelahiran prematur: Anak yang lahir pada masa kehamilannya 26 minggu beresiko menderita autisme.
Kelahiran kembar: Sekitar 0-31% kemungkinan salah satu anak mengalami autisme, jika anak terlahir kembar tidak indentik. Namun, kemungkinan terbesarnya sekitar 39-95% anak mengalami autisme jika anak terlahir kembar identik.
Usia: Resiko orang tua yang hamil sekitar umur 40 tahun akan sangat tinggi kemungkinan memiliki anak autisme. Jika pria memiliki anak sekitar umur 40 tahun resikonya sekitar 28% dan jika sekitar usia 50 tahun resikonya semakn medingkat menjadi 66%. Sedangkan pada perempuan memiliki anak sekitar umur 40 tahun resikonya 77%.
Gangguan lain: Disebabkan karena gangguan lain seperti, distrofit otot, lumpuh otak, fragije X syndrome, sindrom down, neurofibromatosis, dan sindrom rett.
Pengaruh gaya hidup saat hamil: Ibu yang suka mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terutama obat epilepsi selama hamil akan meningkatkan resiko memiliki anak yang menderita autisme.

Tapi tahu tidak bahwa autisme memiliki beragam jenis dan dengan gejala yang berbeda-beda. Berikut beragam jenis autisme yang mesti diketahui.

  1. Autisme disorder
    Jenis ini biasanya disebut mindblindness, dimana anak pengidap penyakit jenis ini tidak memiliki kemampuan dalam memahami sebuah permasalan dari sudut pandang orang lain dan cenderung akan asik dengan dunianya sendiri, yang membuatnya tidak memahami peristiwa yang terjadi disekitarnya. Yang membuat anak tidak mampu untuk menafsirkan emosinya. Tapi, anak yang mengidap autisme disorder jangan dipandang enteng. Meskipun mereka mengalami gangguan, tapi mereka juga memiliki keistimewaan tersendiri, seperti panadi dibidang musik, seni, berhitung, dan memori penghafal yang lebih tinggi dibandingkan anak normal lainnya.
  2. Aspeger syndrom
    Aspeger syndrom, jenis autisme yang mengarah pada anak yang tidak terlalu memperlihatkan respon kepada orang lain. Dan mereka akan lebih ekspresif jika ada yang berhubungan dengan dirinya saja. Namun, ada bedanya autisme disorder dengan aspeger syndrom, aspeger syndrom lebih mudah untuk berinteraksi dan tidak ada masalah dalam berbahasa beda dengan autisme disorder yang memiliki keterlambatan dalam berbahasa. Makanya banyak orang yang menilai aspeger syndrom tidak memiliki rasa empati. Sebenarnya anak penderita aspeger syndrom dapat memahami suatu masalah hanya saja mereka tidak dapat merespon seperti kebanyakan orang normal lainnya.
  3. Childhood disintegrative disorder
    Salah satu jenis autisme dimana kondisi anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, bahasa, dan fungsi sosial. Penyebab terjadinya gangguan ini karena tidak sinkronnya kerja sistem saraf pada otak. Anak yang menderita autisme jenis ini awalnya kemampuan motorik, bahasa, dan fungsi sosial dimiliki mereka semua. Namun, seiring bertambahnya usia, penderita Childhood disintegrative disorder kemampuan itu semua menjadi menurun. Perkembangan normal yang dialami penderita autisme ini samapai usia 2 tahun dan ketika menginjak usia 3-10 tahun perlahan kemampuannya menurun.
  4. Pervasive developmental disorder (Not otherwise specified)
    Jenis yang terakhir ini merupakan jenis autisme yang paling rumit diantara jenis autisme lainnya. Anak yang penderita autisme ini akan memiliki gejala yang spesifik seperti memiliki teman-teman imajinif.
    seorang anak yang penderita anutisme jenis ini biasanya tidak dapat menanggapai perilaku seseorang baik itu secara lisan ataupun tindak. Selain itu juga ada penderita autisme jenis ini mengalami masalah dalam daya ingat, sulit menerima perubahan dan cenderung akan mengulang apa yang mereka lakukan dalam sehari. Hal itu yang membuat penderita autisme jenis ini menjadi jenis autisme yang paling komplek dibandingkan jenis autisme lainnya dan juga membutuhkan penanganan ekstra dalam menangani penderita autisme jenis ini.

    Setelah mengetahui apa saja faktor kemungkinan memiliki anak autisme dan apa saja jenis autisme serta resiko yang dialami penderita. Perlu dipahami bahwa anak yang mengalami autisme mereka itu bukan anak tidak normal melainkan mereka itu anak yang spesial dengan kelebihan yang mereka miliki masing-masing. Semoga informasi di atas bermanfaat.

Related Articles

Back to top button