Cara Kita Mencintai Dan Menyayangi Anak Yatim
Bukankah indah bila dilahirkan dengan keluarga sempurna bersama ayah ibu dilengkapi banyak saudara?, namun apakah keindahan itu dapat dirasakan oleh semua anak yang ada di dunia? Jawabannya tentu tidak, anak-anak yang berada di jalanan yang terpaksa bekerja karena tidak ada yang menafkahi ataupun mereka yang berada di panti asuhan tidak pernah lagi merasakan indahnya memiliki keluarga yang lengkap dan bahagia.
Meraka adalah anak yatim piatu serta dhuafa yang mestinya kita sayangi dan kita muliakan melebihi diri kita sendiri.
Banyak yang salah arti dengan definisi menyantuni anak yatim, menyantuni anak yatim bukan hanya sekedar memberi materi namun alangkah baiknya dengan memberikan perhatian langsung pada mereka, mengisyaratkan bahwa kita peduli dan menyayangi keberadaan mereka.
menurut Kiai Zulfa dalam buku Sayangi Anak yatim karya hafidz Muftisany bahwa anak yatim lebih diutamakan ditolong dibanding fakir miskin. Karena anka yatim selain lemah dari sisi ekonomi juga lemah dari segi kasih sayang dan perhatian orangtua.
Masih dalam buku yang sama, menurut kiai Ad-dailamy mengatakan bahwa lebih utama ziswaf atau zakat, infak, sedekah dan wakaf disalurkan kepada anak yatim, selain itu kebutuhan anak yatim bukan semata-mata makan dan minum namun lebih dari itu diantaranya adalah kasih sayang. “Santunan pada mereka tak harus harta bisa juga berupa kasih sayang dan pendidikan” ujarnya.
Maka dari itu cara untuk mencintai dan menyayangi yatim sangat beragam, jika kita tidak mampu dengan harta maka berilah mereka perhatian dan kasih sayang. Bergabung dalam kerelawanan dengan bermain bersama anak yatim dan memperjuangkan hak-hak mereka adalah bukti bahwa kita sungguh mencintai anak yatim dengan hati kita.
Mereka tidak ada orangtua yang membimbing bahkan mungkin rata-rata sulit mendapatkan akses pendidikan yang tinggi, maka dari itu kita yang memiliki ilmu serta kesempatan untuk duduk dibangku sekolah haruslah berbagi penegtahuan agar mereka menjadi anak yang memiliki akhlak mulia serta pengetahuan yang luas.
Sebanyak 23 kali Allah SWT menyebutkan kata yatim dalam Al-qu’an, orang yang mengaku beriman harus senantiasa memberikan perhatian kepada para anak yatim. Rasulullah SAW sendiri merupakan seorang anak yatim.
Pahala bagi mereka yang mencintai yatim dengan setulus hati disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam hadist
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib).
Mengasuh dan mendidik anak yatim adalah tangggung jawab semua muslim maka dari itu tunjukanlah bahwa kita adalah muslim yang senantiasa mencintai dan menyayangi anak yatim.