
Dalam Al-Qur’an, kata yatim disebutkan sebanyak 23 kali, sedangkan pengertian dari yatim ialah anak yang ditinggal ayahnya (meninggal) ketika usianya masih kecil, atau belum baligh. Sementara jika yang tiada adalah ibu, maka disebut dengan piatu.
Al-Qur’an secara tegas mengatakan, anak yatim adalah sosok-sosok yang harus dikasihi, dipelihara dan diperhatikan.
Allah berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,” (QS. Al-Baqarah [2]: 220).
Maka dari itu kita semua harus dapat memperlakukan anak yatim seperti anak kandung sendiri.
Kita dapat belajar banyak dari sosok anak yatim mulai dari kedewasaannya, kemandirian, ketegaran dan keihlasan dalam menjalani hidup.
Beruntung sekali orang yang dapat mengurus, menyantuni atau memuliakan anak yatim karena Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa orang yang memuliakan anak yatim sangat dekat jaraknya disurga dengan Rasululllah.
Hal yang tidak pernah kita sadari bahwa dengan berinteraksi dan memperhatikan anak yatim hati kita lama kelamaan akan luluh dan lunak seolah kita mendapatkan kedamaian hati.
Sobat, jangan takut hartamu habis karena menafkahi anak yatim, Allah SWT senantiasa melipat gandakan rizki kita untuk orang yang mengurus yatim. Jadi, mulai saat ini perhatikanlah keadaan anak yatim disekitarmu ya pastikan mereka hidup cukup dan nyaman, hikmah yang paling besar dari mengurus yatim adalah semakin bertambahnya rasa syukur dab ketakwaan pada Allah SWT.